TRENGGALEK, sapajatim.com – Tumpeng setinggi 2 meter dan beberapa pusaka diarak di untuk memperingati hari jadi Trenggalek ke 830. Arak-arakan itu menjadi acara rutin dalam peringatan Hari Jadi Trenggalek.
Salah satu pembawa tumpeng, Vega mengaju Tumpeng tersebut diarak dari sekitaran Pasar Sore dan menuju ke Pendopo Manggala Praja Nugraha.
“Tadi dibawa dari selatan Pasar Sore. Diangkat bersama-sama dengan berjalan kaki,” jelasnya
Dalam mengangkat tumpeng tersebut memerlukan tenaga delapan orang pria untuk mengangkatnya.
“Ada enam orang yang membawa tumpeng. Sedangkan yang dua orang membawa jodang atau wadah jajanan pasar,” paparnya.
Saat tiba di sekitar Alun-alun Trenggalek, tumpeng tersebut dibawa mengelilingi alun-alun lalu dibawa ke pendopo.
“Dibawa memutari alun-alun dahulu baru finishnya di pendopo,” ujarnya.
Saat memasuki pelataran pendopo, dirinya mengaku bahwa ia dan rekan-rekannya mulai kehabisan tenaga. “Awalnya aman. Tapi waktu masuk ke pendopo rasanya berat. Bahkan seperti ada yang menindih dari atas,” terangnya.
Meskipun demikian dirinya merasa bangga bisa menjadi salah satu pembawa tumpeng pada hari jadi Trenggalek. “Memang rasanya lelah. Tapi saya juga merasa senang dan bangga sudah bisa membawa tumpeng sampai pendopo,” ungkapnya.
Pria asal Kecamatan Gandusari tersebut mengaku bahwa ini bukan pertama kalinya ia menjadi pembawa tumpeng saat hari jadi Trenggalek.
“Bukan yang pertama. Saya sudah empat kali menjadi pembawa tumpeng,” katanya. (Redaksi)