TRENGGALEK, sapajatim.com – Calon Gubernur Jawa Timur (Jatim) Luluk Nur Hamidah menghadiri forum rembuk dengan warga Pantai Karanggongso, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Rabu (2/10/2024). Hasilnya, calon Gubernur Pilgub Jatim 2024 nomor urut 1 tersebut meyakini Trenggalek mempunyai potensi perikanan berupa lobster yang sangat besar namun belum dioptimalkan.
Luluk Nur Hamidah mengatakan, dirinya memiliki komitmen untuk membangun dan memberdayakan nelayan dengan budidaya lobster, sehingga bisa menggeser Vietnam. Dengan kondisi tersebut seharusnya ada ekosistem berkelanjutan besar yang ada di Trenggalek yang melibatkan masyarakat nelayan lokal untuk membudidayakan lobster.
“Jadi kita ini bukan hanya membawa benih-benih lobster keluar tetapi harus ada semacam proyek besar yang berkelanjutan sehingga yang dibawa keluar itu sudah lobster yang sudah jadi dengan ukuran yang tertentu,” kata Luluk.
Sebab berdasarkan rembuk yang telah dilakukan, dirinya tahu kesejahteraan nelayan, termasuk nelayan lobster saat ini naik turun. Karena itu, bagi pembudidaya lobster perlu dilakukan modernisasi, didukung alat yang bagus, alat keramba yang bagus.
“Budidaya lobster ini merupakan potensi yang ada di Trenggalek, karenanya perlu selalu dijaga agar para pembudidayaan sejahtera, “ ungkap Luluk.
Modernisasi pada sistem pembudidaya perlu dilakukan untuk mempermudah prosesnya hingga meningkatkan hasil. Sebab saat ini ada alat kontrol digital yang memudahkan, pembacaan cuaca bisa lewat teknologi. Karena itu selain memperbarui alat, juga perlu dilakukan pelatihan agar para budidaya lobster menguasai teknologi.
“ Kalo Vietnam saja bisa 70 persen menguasai pasar lobster, kita termasuk di sini bahkan punya benihnya, seharusnya tidak hanya jadi nelayan subsisten,” tegas Luluk.
Hal tersebut perlu di wujudkan segera, apalagi Luluk ingin menghadirkan daerah perairan dan perikanan, yang utama dari Pacitan ke Trenggalek sampai kemudian di Banyuwangi, dibangun logistik memadai untuk rantai pasok dingin. Selain itu selain meningkatkan peralatan untuk pembudidaya juga akan melakukan pengadaan Cold storage. Sebab sudah menjadi satu hal yang necessary harus ada. Kapasitas cold storage setara dengan 200 ton dianggap sudah lumayan membantu kinerja para nelayan.
“Nantinya cold storage ada akan digunakan untuk pasokan ikan dalam kondisi dingin. Sehingga harganya akan tetap terjaga khususnya ketika panen tidak akan anjlok karena ikan masih bisa disimpan. Juga bisa digunakan bagi petani yang ingin menyimpan buah durian atau manggisnya yang panen. Tidak tersia–sia juga mendukung para UMKM dari hasil olahan, baik dari yang pengolahan dan pertanian,” jelas Luluk. (Redaksi)