TRENGGALEK, sapajatim.com – Musim kemarau di Trenggalek mengakibatkan bencana. Bencana itu salah satunya
Dampak dari kemarau yang melanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, St Triadi Atmono mengaku dalam tiga bulan terakhir, setidaknya ada 11 laporan kasus karhutla. “Berdasarkan data kami kebakaran itu terjadi di tiga kecamatan dan empat desa di Trenggalek, “ Katanya.
Lanjut Triadi, kebakaran hutan dan lahan ini menambah deretan bencana yang harus dihadapi masyarakat Trenggalek selama musim kemarau ini.
“Selain kekeringan yang meluas, kami juga menerima laporan adanya 11 kasus karhutla yang tersebar di beberapa desa,” ujarnya.
Adapun persebaran laporan karhutla adalah Desa Jatiprahu di Kecamatan Karangan dan Desa Bendorejo di Kecamatan Pogalan menjadi lokasi pertama yang dilaporkan mengalami karhutla. Selain itu, Desa Karangsoko dan Kelurahan Ngantru, yang keduanya berada di Kecamatan Trenggalek, juga mengalami kebakaran lahan.
“Situasi ini cukup memprihatinkan karena kebakaran tidak hanya merusak lingkungan. Namun juga berpotensi mengancam keselamatan warga dan mengganggu aktivitas sehari-hari,” tambahnya.
Untuk mengatasi kebakaran ini, petugas gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan masyarakat setempat segera diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah agar api tidak meluas ke area permukiman atau lahan pertanian warga.
Karena itu,Triadi menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait dalam mengatasi karhutla. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran, seperti membakar sampah atau membuka lahan dengan cara membakar. “Kami minta masyarakat berhati-hati dan melaporkan segera jika melihat adanya tanda-tanda kebakaran agar bisa ditangani lebih cepat,” tuturnya.
Saat ini, BPBD Trenggalek terus memantau perkembangan di lapangan dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang lebih efektif. Dengan kondisi cuaca yang masih kering, risiko kebakaran hutan dan lahan diperkirakan masih akan terus meningkat.
Triadi berharap dengan adanya kesigapan petugas dan partisipasi aktif dari masyarakat, dampak dari karhutla ini dapat diminimalisir. “Kami terus siaga dan siap bergerak cepat apabila mendapatkan laporan kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas,” pungkasnya. (Redaksi)