TRENGGALEK, sapajatim.com – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di Trenggalek. Kali ini melanda kawasan hutan milik Perhutani di Gunung Orak Arik, masuk Desa Karangsoko, Kecamatan/ Kabupaten Trenggalek, Selasa (27/8/2024 ) siang.
Peristiwa tersebut terjadi di wilayah petak 114C dengan total luas baku 54,4 hektar.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek St Triadi Atmono mengatakan, lahan yang terbakar didominasi oleh tanaman jenis pohon Akasia, Sengon Keling, dan Sengon Buto.
“Kebakaran tersebut berhasil menghanguskan lahan seluas kurang lebih 3 hektar, terdiri dari 2 hektar lahan milik warga dan 1 hektar milik Perhutani,” katanya.
Kebakaran pertama kali terdeteksi sekitar pukul 11.30. Warga sekitar yang melihat adanya titik api di lahan milik warga Pamajekan, yang kemudian dengan cepat menjalar ke area hutan milik Perhutani.
Menyadari ancaman tersebut, warga setempat segera bahu-membahu memadamkan api dengan alat seadanya untuk mencegah api meluas ke area perkebunan mereka.
“Upaya pemadaman lebih lanjut dilakukan oleh gabungan instansi terkait dari Kabupaten Trenggalek, termasuk Perhutani, Tiga Pilar Desa Karangsoko, dan personel Polres Trenggalek,” paparnya.
Mereka membuat sekat bakar atau ilaran, menggunakan alat dari BPBD serta ranting daun untuk menghalangi pergerakan api. Setelah berjuang selama sekitar satu setengah jam, api akhirnya berhasil dipadamkan pada pukul 13.00.
Meskipun kebakaran ini tidak menimbulkan korban jiwa atau luka-luka, kerugian material yang ditimbulkan cukup signifikan dengan total 3 hektar lahan terbakar. Vegetasi yang terbakar sebagian besar terdiri dari semak dan ilalang yang mudah terbakar.
Menurut laporan dari lokasi kejadian, kebakaran terjadi sekitar 700 meter dari pemukiman warga di RT 04 RW 01 Dusun Sukorejo, Desa Karangsoko. Sampai saat ini, penyebab kebakaran masih belum diketahui secara pasti dan sedang dalam penyelidikan lebih lanjut oleh aparat terkait.
Dugaan sementara menyebutkan bahwa sumber api berasal dari lahan milik warga Pamajekan, namun belum ada konfirmasi resmi mengenai hal tersebut. “Penyebab kebakaran belum diketahui, masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh aparat,” terang Triadi.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama selama musim kemarau yang meningkatkan risiko kebakaran hutan.
“Masyarakat diimbau untuk tidak membuat perapian seperti membakar sampah di dekat objek yang mudah terbakar. Terlebih saat ini masih musim kemarau,” tutupnya. (Redaksi)