TRENGGALEK, sapajatim.com- Dampak dari pembangunan Jembatan Nglembu, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan Trenggalek terus dirasakan masyarakat. Salah satu dampak buruk yang dialami oleh masyarakat adalah polusi baik berupa udara maupun kebisingan akibat berlangsungnya proyek tersebut.
Ditambahkan juga terdapat masyarakat yang terdampak secara permanen (bangunan) dan usahanya yang menjadi tidak ramai. Akibat dari dampak pembangunan tersebut, masyarakat setempat menuntut kompensasi pada pemerintah. Adapun besaran kompensasi yang diminta adalah uang senilai Rp 20 juta.
Salah satu warga setempat, Wardoyo menyampaikan, ada tiga dampak buruk yang dialami masyarakat akibat adanya pembangunan tersebut. Dampak inilah yang mendasari masyarakat untuk menuntut adanya kompensasi.
“Dampak buruk yang kami rasakan seperti dampak polusi, polusi pembangunan itu mungkin ada getaran atau udara,” Katanya.
Selain itu, lanjut pria yang akrab disapa Yoyok ini adalah dampak usaha. Sebab ketika pengerjaan, usaha warga setempat harus ditutup total, jika tetap buka hasilnya tak akan maksimal. Juga adanya dampak permanen, yaitu rumah warga betul-betul terhimpit dengan adanya jembatan.
“Kompensasi sebesar Rp 20 juta itu pastinya tidak banyak bagi pemerintah jika mau, tapi, realisasinya belum ada sampai saat ini,” ujarnya.
Sebenarnya, masyarakat sendiri sempat mendapatkan kompensasi berupa dana rohiman senilai Rp 1,5 juta. Namun dana tersebut ditolak oleh warga terdampak. Hal tersebut lantaran besaran dana yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi yang ada.
“Dulu saja rata-rata tiap hari kami bisa meraup keuntungan antara Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu tiap hari, tapi dengan adanya pembangunan jembatan ini sepi,” keluh Yoyok. (redaksi)
Warga Terdampak Pembangunan Jembatan Nglembu, Trenggalek Tolak Kompensasi Rp 1,5 Juta
Usaha Jadi Sepi