TRENGGALEK, sapajatim.com- DPD Partai Golkar Trenggalek sadar diri dan mawas diri untuk mengikuti kontestasi pilkada 2024. Sebab dengan kondisi hanya mengantongi lima kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek, tidak mungkin untuk memberangkatkan paslon bupati dan wabup sendiri.
Ketua DPD Golkar Trenggalek, Arik Sri Wahyuni mengatakan, Golkar Trenggalek memutuskan sikap luwes dan tidak harga mati dalam mendukung pasangan calon nantinya. Sebab nantinya tidak mutlak berkoalisi hanya dengan partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) saja.
“Memang saat ini, rekomendasi kami untuk pasangan calon bupati dan wakil bupati belum turun, bukan molor tapi ada beberapa proses yang perlu dijalankan,” katanya.
Proses tersebut, lanjut Arik terkait survei internal untuk elektabilitas para calon yang nantinya diusung. Sementara masih ada satu calon yang telah selesai seluruhnya. Survei tersebut dilakukan oleh LSI untuk incumbent yakni Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin. Selain itu juga masih ada proses survei yang sedang berjalan.
“Hasil survei pertama itu yang kami laksanakan sudah selesai, hasilnya yakni petahana dengan perolehan di atas 60 persen,” katanya.
Kendati demikian, sejauh ini Golkar tidak mau gegabah, mengingat kondisi politik yang ada masih dinamis. Sehingga terkait rekomendasi seperti apa masih mungkin terjadi, baik itu mengusung petahana maupun melawannya.
“Kami bukannya takut melainkan dengan perolehan kursi yang tidak bisa memberangkatkan paslon sendiri harus tau diri dan mawas diri,” ungkapnya.
Hal tersebut diakui oleh Wakil Ketua DPD Golkar Provinsi Jawa Timur (Jatim) bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Heri Sugiono. Dia menambahkan, untuk proses rekomendasi memang saat ini masih berjalan, sebab memang ada tahapan yang perlu dijalankan.
Hal tersebut cukup realistis karena di Trenggalek, Golkar tidak bisa mengusung sendiri. Karena itu komunikasi politik terus dilakukan, termasuk dengan parpol yang tergabung dalam KIM yang saat ini berlangsung sangat baik.
Hubungan komunikasi baik tersebut juga dilakukan dengan petahana dalam rangka silaturahmi. Kendati demikian, koalisi dengan KIM tidak harga mati bahwa mutlak dengan KIM saja, karena keputusan itu sangat berpengaruh dengan konstelasi di daerah.
“Kami juga berharap KIM tetap solid, tapi kami tidak berharap berkoalisi dengan KIM saja, misal jika itu terjadi tapi tidak memenuhi kuota untuk memberangkatkan calon pastinya akan sia-sia. Makanya, kami masih membuka kesempatan komunikasi dengan partai lain,” jelasnya.(redaksi)