TRENGGALEK, sapajatim.com- Bencana kekeringan mulai datang di wilayah Kabupaten Trenggalek. Itu terlihat berdasarkan data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, sejak Rabu (24/7/2024) sementara ada sembilan desa di Trenggalek yang mulai mengalami kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, mengatakan bencana kekeringan ada karena pasokan air bersih dari mata air dan sumur tanah menyusut drastis. Sedangkan, sembilan desa tersebut tersebar di empat kecamatan yakni Kecamatan Pogalan, Gandusari, Dongko, dan Kecamatan Panggul. Diprediksi jumlahnya akan terus bertambah seiring musim kemarau yang masih terjadi.
“Berdasarkan permintaan air yang ada di kami wilayah Kecamatan Panggul ada empat desa yaitu Desa Terbis, Ngrencak, Karangtengah dan Besuki, “ ungkapnya.
Selain itu juga ada di Kecamatan Gandusari yaitu di Desa Wonoanti, sedangkan Kecamatan Pogalan di Desa Ngulanwetan. Sementara itu tiga desa sisanya berada di Kecamatan Dongko, meliputi Desa Petung, Pandean dan Desa Cakul. Kondisi ketiga desa itu juga mengalami krisis air dan mulai mengajukan bantuan air bersih.
“Terbaru di wilayah Kecamatan Dongko, yang mulai hari ini (Rabu, 24/7/2024) mengajukan permintaan bantuan air ke kami, sedangkan yang lain sudah beberapa pekan lalu dimulai dari wilayah Kecamatan Panggul,” katanya.
Untuk menanggulangi dampak krisis air tersebut, BPBD telah menganggarkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk bantuan air bersih. Selain itu juga telah bekerja sama dengan PDAM Trenggalek untuk mengirimkan bantuan air bersih ke wilayah yang terdampak.
Kerjasama proses distribusi dilakukan untuk mempermudah prosesnya, mengingat keterbatasan armada untuk mengangkat air bersih yang dimiliki BPBD.
Selain itu untuk proses distribusi bantuan air bersih di Kecamatan Panggul sempat terkendala akibat perbaikan jaringan air PDAM. Namun pihaknya menegaskan bantuan akan kembali normal jika perbaikan telah tuntas.
Sedangkan berdasarkan peta rawan bencana, seluruh kecamatan di Trenggalek masuk kategori rawan bencana kekeringan, sedangkan untuk wilayah terparah berada di Kecamatan Panggul.
“Kami akan terus siaga, sebab pada tahun kemarin (2023, red) ada 46 desa di 14 kecamatan yang terdampak kekeringan, terparah di Panggul, karena dari 17 desa yang ada, tujuh diantaranya mengalami krisis air,” jelas Triadi. (redaksi)